SejauhManaKesungguhanAndaBelajar?
Sedikit Tataran Filosofis dari logC
Banyak orang membayangkan bahwa mereka telah bersungguh-sungguh dalam belajar hacking (atau apapun lah namanya); namun sebenarnya tidak sama sekali, dan karena itu pulalah mereka tidak pernah dapat mengambil manfaat darinya. Sebagai contoh adalah kejadian dalam pengalaman kami selama ini. Orang membaca artikel atau mendengar cerita tentang hacking, dan dengan serta-merta ‘menerobos jalan untuk mendapatkan pengakuan bahwa dia juga hacker atau minimal belajar hacking’. Nah, pada saat ini kami dari kecoak elektronik; yang mungkin dikalangan masyarakat cyber underground negeri ini sudah terlanjur dianggap sebagai kelompok Hacker (padahal kelompok belajar aja lho!) sudah menerbitkan beberapa artikel (e-zine, tutorial, de el es be) mengenai beberapa segi dari dunia cyber underground (hacking/cracking/phracking). Banyak orang menyimpulkan bahwa jika kami menerbitkan materi-materi tersebut, berarti kami sebagai penerbitnya, dan dengan demikian pula bahasan mengenai hacking de ka ka sangatlah penting dan menarik.
Tapi dari rata-rata peminat baru yang memberikan komentar; sebagian besar dari mereka ternyata (mengaku) ‘bersungguh-sungguh’ tanpa mau repot-repot memulai dari awal dan apalagi mempelajari dasar-dasar pengetahuan yg menjadi fundamen awal terbentuknya pemahaman tentang (anggaplah semisal) internet atau suatu sistem operasi komputer atau bahkan pemrogramman dasar. Jika mereka memang sungguh-sungguh, mereka pasti memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Jika, seperti mereka katakan, mereka tidak menginginkan materi dasar/praktek langsung, mengapa mereka menghubungi kami, sedangkan kami banyak berurusan dengan materi dasar selain praktek langsung? Orang bertanya pada kami di channel-channel IRC bahkan forum-forum diskusi/milis, tanpa menangkap sedikitpun apa yang kami katakan -karena mereka tidak pernah benar-benar belajar secara benar dengan mencari referensi maksimal- jadi kami tidak dapat membantu mereka.
Mereka berasal dari seluruh pelosok nusantara ini (mungkin), yang telah menghabiskan banyak uang dan waktu, tetapi mereka tidak mau membuang uang untuk membeli buku pemrogramman C misalkan =), dan mau mengisi waktu untuk belajar. Malah omongannya selalu saja sama; bagi ilmu dong?! bagi exploits dong!? bagi tools dong?! Bagi mbahmu kiper!!!! maunya cuman disuapin (kata kawan fwerd!). Bisakah anda bayangkan ada orang yang menganggap mereka ‘bersungguh-sungguh’? Jika anda ingin menilai seseorang, lihatlah apa yang dilakukannya, dan abaikan pernyataannya bahwa dia ‘bersungguh-sungguh’. Anda akan cenderung menerima pernyataan bahwa dia memang bersungguh-sungguh. Jika dia hanya mengucapkannya, tidak soal sekuat apa pun keyakinannya, kita hanya bisa menyimpulkan bahwa dia tidak tahu apa yang sebenarnya yang sedang dikerjakannya, dan dengan begitu kami akan menjadi orang terakhir yang dapat memberi manfaat kepadanya, terutama karena dia sangat membutuhkan pemahaman dasar tentang ‘belajar cara belajar yang benar’.
Pengetahuan Sebagai Persepsi
Apa yang secara umum dinamakan pengetahuan merupakan ‘selubung’ besar bagi pemahaman. Ada pengetahuan skolastik dan ada pengetahuan observasional. Persepsi merupakan bentuk sejati dari pengetahuan. Yang satu adalah pengetahuan tentang madu dengan jalan memepelajarinya, sedangkan yang lain mengetahui madu dengan mencicipinya.
Yang satu adalah pengetahuan. Sedangkan yang lain hanya mengetahui tentang hal mengetahui itu.
Apa yang tampaknya layak disebut kurang ‘kesungguhan’ sebenarnya lebih tepat diacu dengan definisi kedua itu: bahwa orang tidak dapat mengambil manfaat. Alasannya adalah karena mereka tidak berkeinginan untuk memperhatikan apa yang dikatakan dan dilakukan.
Last But Not Least
Ketika kita membicarakan tentang ‘kesungguhan’ belajar, kita harus ingat bahwa banyak orang tidak begitu memahami apa yang dimaksud belajar yang sungguh-sungguh itu. Bagi mereka, itu sering berarti belajar terpaksa, entah ada hasilnya atau tidak. Apalagi di dunia cyber underground; yang setiap kali anda bisa saja terjerumus pada keinginan atas ‘pujian’.
Kalau begitu keadaannya; alangkah lebih baiknya anda tidur saja dan bermimpi menjadi raja!? =) gak capek juga…. dan terutama gak bikin orang lain capek atas pertanyaan-pertanyaan atau celoteh-celoteh anda yang bahkan tidak menyentuh permasalahan sama sekali?! jadi, apanya yg masalah? bingung khan!?…….