Sabtu, 02 Juli 2011

MENCAPAI IKHLAS DENGAN TEKNOLOGI

Hati yang ikhlas tak hanya menjauhkan kita dari stres dan penyakit. Tapi juga membuat hidup dipenuhi kedamaian, rasa syukur, dan berkah yang tak ada habisnya. Menariknya, mencapai ikhlas kini ada teknologinya.
.....

IKHLAS bukanlah kata yang asing bagi kita. Karena ajaran agama juga mengajak kita untuk selalu ikhlas, baik dalam beribadah maupun dalam hidup. Tapi berapa banyak orang yang bisa menghayati makna ikhlas sampai ke dalam lubuk hatinya? Padahal sebenarnya, ikhlas adalah bagian terpenting dari pencapaian manusia. Di dalamnya terkandung makna kesabaran, kepasrahan, dan penerimaan, yang memungkinkan manusia semakin dekat dengan Tuhan. Ikhlas terletak pada niat di dalam hati. Karena itu belajar ikhlas bisa berarti belajar melihat dengan hati, mendengar dengan hati, dan tentunya mengikuti kata hati. Kedengarannya memang mudah saja, karena sejak kecil kita sudah sering mendengarnya dari lagu, nasihat orang tua, atau kata-kata para bijak. Hanya saja, kita tidak pernah tahu bagaimana cara mencapainya.
 
Menuju kesempurnaan sebagai manusia
Menurut Erbe Sentanu yang biasa dipanggil Nunu, pendiri Katahati Institute di Jakarta yaitu sebuah lembaga yang mengajarkan tentang ikhlas, teknologi ikhlas Katahati merupakan program aplikasi praktis pertumbuhan dan pengembangan diri manusia Indonesia. Teknologi ini merupakan hasil pergulatan panjang proses pencarian dan percobaannya selama hampir 20 tahun, yang secara otodidak menggeluti dunia pengem¬bangan diri (self development).

la menggabungkan semua kekuatan budaya Timur dan Barat, serta ilmu pengetahuan dan agama yang dipela-jarinya, secara langsung melalui para jenius dari berbagai bidang dan latar belakang seperti Deepak Chopra, Sandy MacGregor, Brian Tracy, Shri Shri Ravi Shankar, Harry Palmer, Maharishi Mahesh Yogi, dan masih banyak lagi. Teknologi ikhlas ini merupakan perpaduan dari Neumscience, Quantum Physics, Evolutionary Biology, Chaos Theory, Brain Science, juga Science of the Mind dengan tuntunan bijak falsafah hidup dan keagamaan.

Menurut Nunu, kesulitan mempelajari ikhlas adalah karena demikian sederhananya, sehingga pikiran kita malah sulit untuk mencerna. Selain itu, ikhlas memang aktivitas hati sehingga untuk memahaminya kita harus mengistirahatkan pikiran dan mulai berlatih menggunakan hati. Jelasnya memindahkan kesadaran kita dari otak ke dalam hati.

Dan mencapai ikhlas, sekaligus kembali kepada fitrah dasar manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, ternyata tekniknya sederhana saja. Yang perlu dilakukan hanyalah menghapus berbagai sifat ketidakmuliaan manusia yang sempat terprogram di dalam hati atau bawah sadar. Sifat ketidaksempurnaan ini terdiri dari berbagai nafsu yang menimbulkan perasaan serba tidak cukup, kekurangan, takut sukses atau sebaliknya, merasa lebih dari yang lain sekaligus takut gagal, dll. Dengan membersihkan sifat-sifat ketidaksempurnaan tersebut, maka secara otomatis kita akan kembali merasa dan mulai menikmati hidup yang penuh dengan kesempurnaan. Untuk sampai ke kesempurnaan hidup ini, kita bisa memulainya de¬ngan mengenali perasaan-perasaan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar